Tidak Ada Judul - Hanya Cerita Semata #1

       Manusia diciptakan dengan kondisi paling sempurna diantara ciptaan Tuhan yang lainnya. Manusia dianugerahi rasa sebagai teman bagi jiwa-jiwa yang sunyi. Naluri manusia tidak bisa lepas dari sebuah fase bermimpi dan berharap.  Manusia selalu punya mimpi dan harapan untuk hidupnya, baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Seringkali manusia mengharapkan dirinya untuk dapat dikenal oleh umum, agar dirinya bisa selalu diingat, dikenang, dihargai, dihormati, dikagumi, diperhatikan, dimengerti, diperlakukan dengan baik, dan di di yang lainnya. Manusia itu bisa kalian sebut sebagai ‘aku’.
            Sebagai manusia untuk mendapatkan apa yang diinginkan, haruslah ada usaha yang ku lakukan untuk membayar apa yang ingin kudapatkan. Sebelum mendapati sikap orang-orang sesuai dengan apa yang kuharapkan, aku harus lebih dulu memulai semua itu. Aku harus lebih dulu baik agar orang juga berbuat baik padaku. Untuk mendapati orang mau menghargai, menghormati, dan mengerti, aku juga harus lebih dulu melakukan sikap itu kepada mereka.
           Tentang bagaimana cara yang dilakukan untuk menuangkan segala bentuk kepedulian setiap orang, memanglah berbeda. Secara pribadi, aku tidak bisa menuntut orang lain harus mengerti aku seperti apa yang ku harapkan, atau seperti apa yang aku lakukan. Manusia memiliki karakter yang berbeda-beda. Kita memang diciptakan oleh pencipta yang sama, tapi kita memiliki gen dan lingkungan tumbuh kembang yang tak sama. Atau bisa jadi kita besar dalam lingkungan yang sama, tapi kita memiliki perbedaan pemahaman tentang kehidupan.
            Seorang temanku, dia juga pemimpi, pecinta perjalanan, dan penikmat ice cream (hampir sama sepertiku). Ia pernah mengingingkan sebuah perjalanan ke salah satu tempat wisata. Memang sudah lama direncakanan, tapi tak pernah juga terealisasi. Sampai akhirnya di suatu hari, ketika waktu sedang bersahabat dengan ku, aku mengajaknya pergi menuju tempat-tempat yang ingin ia kunjungi. Aku mencoba mengerti bagaimana kemauan dan harapannya. Membuat orang lain bahagia, bukankah akan menimbulkan kebahagiaan pula dalam diri kita?. Salah satu tujuan hidup adalah membahagiakan orang lain. Membuat oranglain bahagia dengan membantu menjamah mimpi dan harapannya, itu sangat membahagiakan bagiku. Meski terkadang tidak seperti apa yang berbalik kudapatkan, ketika mimpi, harapan dan kemauan ku seringkali kandas ditengah jalan. Karena aku lebih sering mengubur semua itu dalam imajiku sendiri. Jadi, siapa yang akan membantuku meraih hal-hal itu jika sedikitpun tak ku sampaikan pada mereka? Entahlah (abaikan saja). Atau mungkin sudah sempat ku sampaikan, tapi suaraku kalah oleh deburan ombak, atau mungkin suaraku kalah dengan bising jalanan kota, atau banyak kemungkinan yang lain lagi.

Komentar