Kita Tetap Saudara

            Kita tetap saudara, meski tak terlahir dari rahim yang sama. Kita tetap saudara, meski tak serupa. Kita tetap saudara, meski terkadang tak saling bertegur sapa. Kita tetap saudara, meski sering juga berbeda suara. Kita tetap saudara, meski bagaimanapun oranglain memandang kita.
   
         Kita tetap saudara. Akui saja bahwa beberapa waktu lalu kitamemang saling tak betegur sapa. Sebut saja sengaja. Beberapa waktu lalu kita sempat diam, membisu, dan beku dalam temu. Akui saja, bahwa semua itu benar. Dan semua itu karena kecewa.
            Kamu kecewa. Aku kecewa.
            Kita kecewa. Kita mencipta jarak.

            Karena kecewa, karena luka, kita merindukan tawa bersama.
Bagaimana memperbaiki semua?
Mari kita bicara. Dan meredam api kecewa yang terlanjut membara. Mari melebur luka, lara, dan kecewa menjadi sebuah tawa.

Komentar