Tiga bulan kita bertegur sapa di dunia maya. Aku iseng
menambahkanmu menjadi salah satu teman sosial mediaku sebab info dari temanku.
Tidak lama untuk mendapatkan notifikasi “Permintaan pertemanan Anda sudah
dikonfirmasi oleh .....”. Pikirku tidak akan ada yang lebih, sebab hanya iseng
menambah teman saja. Nyatanya tidak. Kamu mulai menyapa, dan kita bertukar
pesan di sosial media.
Komunikasi kita mulai lancar di sosial media. Sampai di suatu waktu
media komunikasi kita bertambah, tidak hanya sosial media, kita juga berkabar
melalui pesan singkat. Kali ini tidak lagi sekadar bertukar pesan, pun juga
panggilan suara. Semakin hari semakin sering. Ya, masa-masa anak sekolah yang
kasmaran. Malam hari usai belajar sambil mengantuk pun masih saja lanjut telepon.
Sering kali malam-malam kita lewati dengan bercengkrama melalui
telefon. Tidak seperti sekarang yang makin banyak media komunikasi. Bisa pakai
whatsapp, line, telegram, mau ketemu tatap muka pakai zoom, gmeet, dan
lain-lain. Masa itu ponsel masih sebatas dipakai untuk foto, sms, dan telepon. Pesan
singkat dan telepon pakai mode hemat paket telepon. Harus nyamain operator sim card biar bisa dapat harga paketan murah
dan durasinya lama. Semua itu demi apa? Tentu saja demi menepis jarak dan rindu
yang muncul diantara dua manusia yang belum pernah bertemu.
Waktu demi waktu berlalu. Aku memercayaimu, meski belum sempat kita bertemu. Aku merasa kamu menjadi bagian perjalanan hidupku. Menjadi orang yang ku semogakan. Menjadi sosok yang hadirnya ku nantikan. Lantas salah satu temanku bertanya, “Kamu yakin percaya dia? Kan kalian belum pernah ketemu”.
Deg. Sedikit tertusuk. Andai saja semua tau, pun juga kamu. Sejauh waktu berjalan, aku pun tak 100% percaya. Dibalik semua kepercayaanku atas dirimu. Aku juga mencemaskan banyak hal tentangmu. Aku takut akan banyak hal. Aku takut bila kamu tak benar-benar ada. Aku takut bila kamu tak akan datang. Aku takut mimpi-mimpi perjumpaan kita memang hanya mimpu. Aku takut bila saja di bumi tempatmu berpijak, kamu tergoda dengan wanita yang lebih nyata daripada aku yang sebatas maya bagimu. Aku takut bila aku hanya mengagumi sosok maya darimu.
-Manusia Kaktus-
Surabaya, 17 Januari 2023
#5CC #5CCDay3
Komentar
Posting Komentar