“Saya nikahkan dan saya
kawinkan engkau Muhammad Gagas bin Mahendra Gunawan dengan anak saya Dewi
Lestari binti Anto Suryono dengan maskawin uang 1.700.000 rupiah dibayar tunai”
Suara lantunan ijab
dari Pak Anto saat menikahkan Deta anaknya menggetarkan hatiku. Masih terngiang
di telinga meski waktu sudah beberapa menit berlalu. Lagi-lagi aku terhanyut
pada suasana ijab kabul. Bukan kali pertama ini aku menemani sahabat karibku di
prosesi ijab kabul. Memang masih dalam hitungan jari aku berada di posisi begini,
namun tetap saja setiap momennya selalu menyentuh hati.
Dalam momen ini
perasaanku benar-benar tidak terprediksi. Perasaan haru, bahagia, takut dan
khawatir menyusup pada relung hatiku, beradu jadi satu. Tentu saja rasa haru
dan bahagia dari lubuk hatiku mengiringi suasana ijab kabul Deta sahabat
karibku. Bagaimana tidak, setelah sekian lama menjadi saksi perjalanan cintanya
yang penuh liku, tiba juga masanya aku menemaninya duduk di balik tirai ruang
tamu yang menjadi majlis nikah. Ya, sang mempelai perempuan menunggu di
belakang tirai ruang tamunya. Sesekali aku mengintip majlis nikah dari balik tirai itu. Meski dibatasi
oleh tirai, terdengar dengan jelas sekali suara ijab kabul dari Pak Anto dan Gagas
si mempelai laki-laki itu.
“Dee, terharu banget.
Selamat ya, aku ikut bahagia atas bahagiamu”, ucapku sambil memeluk hangat
Deta.
Sembari membalas
pelukanku, kamu berkata, “Aku mendoakan yang terbaik juga bagimu Kiran. Semoga kamu
dipertemukan dengan lelaki yang tepat”.
“Haaaah”, aku mendesah
lirih, masih dengan senyum yang mengembang, serta perasaan yang makin tak
karuan.
Aku terhanyut dalam lamunanku sendiri, sambil memandangi riuhnya keluarga dan tamu undangan berkumpul. Pandanganku tak lepas dari orang tua Deta, Pak Anto dan Istrinya. Ku amati raut wajah haru dan bahagia dari mereka. Perasaanku makin tak menentu, pikiranku berkecamuk. Kelopak mataku penuh, sudah tidak sanggup lagi menampung air mata. Setitik demi setitik air mata itu mengalir malu-malu, ku usap halus dengan tissue dalam genggamanku. Aku berdialog dengan diriku sendiri “Tuhan, apa sampai waktuku untuk melihat orang tuaku mengantarkanku bertemu dengan suamiku kelak? Tuhan, apakah masih sampai waktuku untuk dinikahkan sendiri oleh Ayahku?”
-Manusia Kaktus-
Gresik, 16 Januari 2023
#5CC #5CCDay2
Komentar
Posting Komentar