Manusia
diciptakan dengan kondisi paling sempurna diantara ciptaan Tuhan yang lainnya.
Manusia dianugerahi rasa sebagai teman bagi jiwa-jiwa yang sunyi. Naluri
manusia tidak bisa lepas dari sebuah fase bermimpi dan berharap. Manusia selalu punya mimpi dan harapan untuk
hidupnya, baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Seringkali manusia
mengharapkan dirinya untuk dapat dikenal oleh umum, agar dirinya bisa selalu
diingat, dikenang, dihargai, dihormati, dikagumi, diperhatikan, dimengerti,
diperlakukan dengan baik, dan di di yang lainnya. Manusia itu bisa kalian sebut
sebagai ‘aku’.
Sebagai manusia untuk mendapatkan
apa yang diinginkan, haruslah ada usaha yang ku lakukan untuk membayar apa yang
ingin kudapatkan. Sebelum mendapati sikap orang-orang sesuai dengan apa yang
kuharapkan, aku harus lebih dulu memulai semua itu. Aku harus lebih dulu baik
agar orang juga berbuat baik padaku. Untuk mendapati orang mau menghargai,
menghormati, dan mengerti, aku juga harus lebih dulu melakukan sikap itu kepada
mereka.
Tentang bagaimana cara yang
dilakukan untuk menuangkan segala bentuk kepedulian setiap orang, memanglah
berbeda. Secara pribadi, aku tidak bisa menuntut orang lain harus mengerti aku
seperti apa yang ku harapkan, atau seperti apa yang aku lakukan. Manusia
memiliki karakter yang berbeda-beda. Kita memang diciptakan oleh pencipta yang
sama, tapi kita memiliki gen dan lingkungan tumbuh kembang yang tak sama. Atau
bisa jadi kita besar dalam lingkungan yang sama, tapi kita memiliki perbedaan
pemahaman tentang kehidupan.
Seorang temanku, dia juga pemimpi,
pecinta perjalanan, dan penikmat ice cream (hampir sama sepertiku). Ia pernah
mengingingkan sebuah perjalanan ke salah satu tempat wisata. Memang sudah lama
direncakanan, tapi tak pernah juga terealisasi. Sampai akhirnya di suatu hari,
ketika waktu sedang bersahabat dengan ku, aku mengajaknya pergi menuju
tempat-tempat yang ingin ia kunjungi. Aku mencoba mengerti bagaimana kemauan
dan harapannya. Membuat orang lain bahagia, bukankah akan menimbulkan
kebahagiaan pula dalam diri kita?. Salah satu tujuan hidup adalah membahagiakan
orang lain. Membuat oranglain bahagia dengan membantu menjamah mimpi dan
harapannya, itu sangat membahagiakan bagiku. Meski terkadang tidak seperti apa
yang berbalik kudapatkan, ketika mimpi, harapan dan kemauan ku seringkali
kandas ditengah jalan. Karena aku lebih sering mengubur semua itu dalam imajiku
sendiri. Jadi, siapa yang akan membantuku meraih hal-hal itu jika sedikitpun
tak ku sampaikan pada mereka? Entahlah (abaikan saja).
Atau mungkin sudah sempat ku sampaikan, tapi suaraku kalah oleh deburan ombak,
atau mungkin suaraku kalah dengan bising jalanan kota, atau banyak kemungkinan
yang lain lagi.
Komentar
Posting Komentar