Sore ini aku mendapati sebuah pesan
moral dari percakapan dalam sebuah grup WhatsApp dari salah seorang alumni
(sebut saja keluarga) unit aktivitas MP3. Beliau adalah Pak Wayan yang merupakan
demisioner Ketua Umum MP3 tahun 2014. Seorang yang menurutku memiliki sifat
yang DTE (Datar Tanpa Ekspresi), tapi sebenarnya peduli. Percakapan dalam grup Alumni MP3 ini berawal
dari sebuah acara launching 4 buku yang usai diselenggarakan oleh pihak MP3. Kami
menyelenggarakan event ini bersamaan dengan memperingati Dies Natalis MP3 yang
di selenggarakan bertepatan dengan hari Pahlawan 10 November 2016 kemarin.
***
Sebelumnya akan saya jelaskan sedikit tentang 4 buku yang kemarin
di launchingkan oleh MP3. Buku pertama merupakan Antalogi KOMPAK. Buku ini
merupakan kumpulan dari redaksi jurnalistik seputar kabar dan berita di
lingkungan FIP dengan nama redaksi KOMPAK yang sudah terbit sampai edisi 4 di
tambah dengan KOMPASUS yang baru ada 2 edisi. KOMPASUS ini merupakan redaksi
berita terbaru saat diadakannya PKKMB 2016 bulan Agustus lalu. Buku ke dua
dengan judul Gradasi Cinta merupakan pembukuan hasil dari lomba cerpen nasional
yang diselenggarakan oleh MP3 pada bulan Juli – September 2016. Lomba cerpen
ini mengambil sasaran anak SMA/SMK/MAN sederajat dengan tema cerpen romance. Mengingat
bahwa siswa/siswi setingkat SMA masih dalam fase remaja awal yang sudah mulai
mengenal cinta, sehingga kami memutuskan lomba cerpen nasional ini bertema
romance. Dan 60 cerpen yang dinilai baik dimasukkan ke proses editing serta
penerbitan. Buku ke tiga dan ke empat merupakan antalogi puisi bertema ‘Aku dan
MP3’ serta ‘Syair Untuk Indonesia’. Antalogi puisi Aku dan MP3 ini berisi tulisan
member MP3 sebagai bentuk curahan tentang dirinya terhadap MP3. Sedangkan pada
antologi puisi bertema Syair Kemerdekaan ini merupakan kumpulan puisi dari 17
peserta event lomba puisi kemerdekaan oleh MP3 dan juga member dari MP3
sendiri. Puisi ini bertema kemerdekaan karena event ini diselenggarakan pada bulan Agustus sebagai
wujud memperingati Dirgahayu Republik Indonesia yang ke 71 tahun.
***
Pak Wayan yang kebetulan mendampingi
launching buku antalogi puisi dengan tema Aku dan MP3 mengkritiki tentang
banyak hal, diantaranya :
·
Desain
sampul buku yang kurang sesuai dalam penempatan logo dan penggunaan font style
·
Rima
puisi yang katanya ‘amburadul’ dan terlihat masih pemula
·
Pemilihan
majas
·
Tidak
adanya keterangan biografi penulis
·
Kutipan
kata pengantar yang tidak dicantumkan, dll.
Hal itu
disampakan di depan para peserta launching buku di Kafe Pustaka UM. Uhuhu,
kebayang dong bagaimana respon teman-teman MP3 yang lain waktu tau kalo Pak
Wayan mau menyampaikan hal demikian. Kaget? Tentu saja.
Dari hal itu, Pak Wayan menuturkan
dalam percakapan di grup (yang intinya) bahwa “Saya tidak seperti Ajar (Demisioner
Ketum MP3 tahun 2015) yang ke Ibuan atau pun Mas Rendra (Salah satu senior
pendiri MP3) yang ke Bapakan, pun juga bukan Poppy(senior MP3 juga) yang
humanis. Saya menyayangi kalian dengan cara kasar, agar kalian nanti kebal
dengan berbagai kritik dari luar MP3. Ingat bahwa organisasi penulis itu berlomba
mengkader para penulis masa depan! Bukan tentang membuat buku, tapi menjalin
relasi yang kuat itu juga penting tapi selain itu yang paling penting adalah MENGKADER”.
***
Pesan yang kudapat, intinya ketika kita menjadi junior janganlah
kita melupakan perjuangan para senior. Jalin komunikasi dan curi ilmu-ilmu yang
mereka miliki. Jalin literasi dan jadilah kader penerus generasi yang baik. Pun
juga menjadi senior, jangan berfikir bahwa masa jabatan sudah berakhir dan bisa
melupakan si junior yang masih dalam tahap belajar tanpa memberikan bimbingan
dan bekal yang cukup. Masa jabatan memang boleh berakhir, tapi suatu hubungan
tak boleh berakhir, kita bisa menjadi satu keluarga yang tetap guyub rukun
bergotong-royong membangun dan membentuk kader penerus generasi yang
berkualitas (totalitas tanpa batas).
~diayu
Armi... boleh dilanjut ini diskusinya di dunia nyata. Mumpung para seniornya masih pada di Malang. Supaya nggak krisis identitas soal cetak-mencetak buku ini mau temen-temen bawa kemana.
BalasHapusLebih jelas lagi, kalau yang jelasin Wayan feat mabk Esti soal aktivitas cetak buku kalian tahun ini. Masio ya... bersiap kepedesan kalau berhadapan sama mereka :D
Sebenernya, tidak menerus mencetak buku setiap tahun pun nggak apa kok. Buku tahun sebelumnya yang konsepnya jauh lebih matang bisa diperhalus lagi lalu cetak ulang. Jadi, jaga kualitas, bukan kuantitas.
BalasHapus